Aku berdomisili di Jakarta. Seminggu yang lalu lalu lintas di Ibu Kota cukup lengang. Perjalanan menuju dan pulang kantor biasanya ditempuh dalam waktu -/+ 1jam 15menit (cukup lama yah), tetapi minggu kemaren bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam. Suasana begitu memanjakan para pengguna kendaraan (mungkin itu pulalah yang anda rasakan).
Hari ini hari pertama masuk kerja setelah libur panjang tersebut. Saya hari ini juga sedikit terperanjat melihat lalu lintas yang acak adut. Jalan-jalan yang biasanya lancar sudah macet sampe beratus-ratus meter. Macetnya pun tidak tanggung-tanggung, sampai nge-lock. Pagi tadi, ketika berangkat ke kantor, saya harus melintasi lalu lintas yang nge-lock sampai 3 titik.
Saya mengiranya mungkin karena hari masuk pertama setelah libur panjang. Namun setelah beberapa waktu harus ikut mengantri, saya mengamati bahwa nge-lock terjadi karena ketidaksabaran dari para pengguna jalan yang ada di situ. Saling serobot inilah rupanya yang membuat jalan yang seharusnya dapat mengalirkan kemacetan yang mulai cair menjadi tertutup dengan yang saling serobot. Alhasil, kemacetan tak kunjung cair malahan jadi tambah parah.
Setelah beberapa saat, akhirnya titik lock berhasil kulewati. Kembali aku berkendara dengan lancar, namun tak lama, kembali lalu lintas sedikit merayap. Kupikir mungkin karena di depan tak jauh dari lampu merah, pengendara saling mengurangi kecepatan. Ternyata Angkot dan Kopaja yang sedang menepi seenak hati tanpa peduli kendaraan di belakangnya. Diawali dengan klakson bersautan dan diikuti pengereman yang hampir seragam dari para pengendara yang lain. Mengapa ya para sopir angkutan umum kurang memperhatikan pengguna jalan yang lain????
Okay, kulanjutkan setelah berhasil melewati biang bakal kemacetan. Kembali berkendara dengan lancar. Aku lihat sebentar lagi aku akan melintasi perempatan jalan berlampu lalu lintas. Lampu berwarna hijau. Kulihat beberapa orang pengendara berada di tengah jalan justru terkesan bersantai ria karena melihat lampu hijau. Aku klakson mereka karena aku ingin duluan agar bisa melintasi perempatan jalan berlampu lalu lintas itu. Eh, rupanya pengendara tersebut mengabaikan bunyi klaksonku sembari terus berkendara santai sembari tak sadar dia berada di tengah jalan. (Dalam hatiku bertanya, apa pengendara ini tak merasa kalau dia menghalangi jalan para pengendara yang lain dengan aksi santai rianya?????).
Belum selesai sampai di situ, aku berupaya untuk tetap sabar dan tidak menyalipnya. Ehhhh, lampu merah menyala, malahan pengendara yang SUPER SEKALI tersebut malahan nyelonong. Hampir aja ditabrak oleh pengendara yang lain. Bayangkan saja, diklakson ga mau minggir, nyantai waktu lampu hijau, malahan keburu nafsu melanggar lampu ketika lampu merah sudah menyala (Apa ga kebalik cara pikir orang itu??????)
Jakarta sudah terlalu padat oleh kendaraan dari para penduduknya. Kendaraan semakin bertambah banyak, jalan-jalan akan semakin macet dan dibanjiri oleh kendaraan itu, tidak dapat dipungkiri lagi. Nah apa yang mungkin seharusnya kita lakukan untuk membantu mengurangi kemacetan??? Jawaban yang paling tepat adalah dengan bepergian menggunakan alat transportasi masal. Tapi mungkin menurut sebagian besar warga akan berkeberatan, karena tidak seleluasa dengan kendaraan pribadi, di samping karena tingkat kenyamanan dari alat transportasi masal yang ada (PR dari Pemerintah, biar diselesaikan oleh ahlinya).
Nah jika anda termasuk orang yang berkeberatan harus bepergian dengan kendaraan transportasi masal dan memilih kendaraan pribadi, maka mungkin seharusnya anda tidak memperparah lagi kemacetan Jakarta ini dengan berkendara yang tidak tepat. Minimalkan kemacetan dengan memulainya dari diri kita untuk tidak sembarangan ketika berlalu lintas. Dengan berlalu lintas dengan benar, berkendara menjadi lebih nyaman, lebih cepat dan pastinya akan lebih hemat bahan bakar. Apa pendapat anda???? Silahkan tinggalkan komentar ya.
Nah jika anda termasuk orang yang berkeberatan harus bepergian dengan kendaraan transportasi masal dan memilih kendaraan pribadi, maka mungkin seharusnya anda tidak memperparah lagi kemacetan Jakarta ini dengan berkendara yang tidak tepat. Minimalkan kemacetan dengan memulainya dari diri kita untuk tidak sembarangan ketika berlalu lintas. Dengan berlalu lintas dengan benar, berkendara menjadi lebih nyaman, lebih cepat dan pastinya akan lebih hemat bahan bakar. Apa pendapat anda???? Silahkan tinggalkan komentar ya.
Jakarta, Aktual.com — Permasalahan Ibukota Jakarta seperti kemacetan, kesemrautan, dan rendahnya kesadaran tertib lalu lintas masyarakat yang menyebabkan terjadinya kecelakaan merupakan pemadangan yang kerap terjadi. Tak hanya itu kondisi angkutan umum pun masih jauh dari harapan.
BalasHapusKetua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan mengatakan bahwa dengan kondisi dan keadaan tersebut namun pemerintah terkesan melakukan pembiaran.
“Anehnya, meskipun kemacetan lalu lintas sudah sangat serius, karena sudah menghambat aktivitas dan kreatifitas masyarakat, namun pemerintah sepertinya menjadikannya hal yang biasa,” katanya, Sabtu (8/8).
Lalu Lintas Jakarta ‘Semrawut’, ITW: Kinerja Pemprov DKI Tidak Maksimal