Jumat, 11 Januari 2013

Badan Permigasan Indonesia dan Nilai Plus Minusnya

Jakarta - Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini menilai peraturan presiden tentang pembentukan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan lebih menjamin kepastian hukum dan kenyamanan usaha para kontraktor migas.

"Perpres yang tengah disusun pemerintah ini akan lebih memberi kepastian dan kenyamanan kepada semua termasuk investor," kata Rudi yang baru saja ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Kepala SKK Migas di Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Rudi dijadwalkan dilantik sebagai Kepala SKK Migas pada Selasa 15 Januari mendatang setelah Perpresnya terbit. Menurut Rudi, SKK Migas akan lebih memberikan kepastian hukum karena tidak bersifat sementara lagi seperti SK Migas.

SKK Migas merupakan organisasi baru yang disiapkan pemerintah sebagai pengganti Satuan Kerja Sementara Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (SK Migas). Institusi baru ini berbeda dengan Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yang sudah dibubarkan Mahkamah Konstitusi, karena akan ada komisi pengawasnya.

"Ada pengawas seperti dewan komisaris di perusahaan. Jadi, tidak super body lagi," katanya.

Komisi Pengawas SK Migas tersebut beranggotakan antara lain Menteri ESDM, Wamen ESDM, Wamen Keuangan, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). SKK Migas yang berada di bawah Kementerian ESDM, akan melapor langsung ke Presiden.

Ia menambahkan, institusi baru baru tersebut sudah mengadopsi UU Migas yang baru nantinya. Sebagai Kepala SKK Migas, ia akan segera melakukan pembenahan dan mempercepat proses investasi dengan mengurangi masalah mikro.

DIKUTIP DARI DETIK.COM

Menurut saya, mungkin seharusnya pemerintah tidak membuat organisasi-organisasi baru yang mengatur perMIGASan di Tanah Air. Faktanya di Indonesia, Tanah Air Tercinta kita ini terlalu banyak organisasi dan badan dalam pemerintahan, namun kinerjanya hampir bisa dikatakan kurang. Yang nampak justru malah keruetan birokrasi yang menambah jemu masyarakat. Apalagi dalam hal perMIGASan, prestasi Indonesia masih dirasa kurang karena pengolahan minyak mentah menjadi BBM di Indonesia masih jauh dibandingkan dengan konsumsinya.

Indonesia jangan hanya bisa bangga dengan produksi minyak mentahnya seperti yang bisa dikutip dari detik.com di bawah ini :

Jakarta - Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini yang akan bergeser tugas menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yakin produksi minyak Indonesia bisa mencapai 1 juta barel per hari di 2014.

"Pada pertengahan tahun 2014 produksi minyak bisa jadi 1 juta barel per hari," kata Rudi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Optimisme Rudi ini berdasarkan adanya tambahan produksi minyak dari Blok Cepu dengan kapasitas 165.000 barel per hari.

"Di sektor migas itu hasilnya lima sampai sepuluh tahun kemudian. Jadi apa yang kita lakukan saat ini hasilnya lima sampai sepuluh tahun nanti. Tapi pada 2014 dengan masuknya Cepu 165.000 barel per hari, produksi minyak akan tembus 1 juta barel per hari," ungkap Rudi.

Diakui Rudi, tahun ini adalah tahun terendah produksi minyak Indonesia. "Tahun 2013 produksi minyak plotting, atau mencapai titik nadir (terendah dalam sejarah produksi minyak Indonesia)," ucap Rudi.

Indonesia memang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), termasuk yang tak terbaharui dengan cepat (Minyak dan Gas). Harusnya Indonesia dapat mensyukurinya dengan menghemat explorasinya dan mengolahnya secara optimal untuk digunakan dalam rangka mencukupi konsumsi dalam negeri. INDONESIA LEBIH KELIHATAN SUKA JUAL MENTAH BELI MATENG. Lagi-lagi peranan Pertamina sebagai BUMN yang diberikan wewenang oleh pemerintah untuk mengatur perminyakan. Seharusnya Indonesia dengan Pertaminanya lebih fokus dalam mengolah SDA Migas negeri kita yang Gemah Ripah Lohjinawi ini, bukan sibuk sendiri dengan meningkatkan produksi Minyak Mentah saja.

Mungkin seharusnya :
1. Kebanyakan badan yang mengurusi Per MIGAS an namun permasalahan BBM di negeri ini tidak tuntas-tuntas (Tikus Mati Kelaparan di Lumbung Padi), yang ada pengeluaran gaji, bonus, gratifikasi karyawan PerMIGASan semakin besar, apalagi para penggedenya (Beban Administrasi Pertamina termasuk gaji, bonus, dll = 8 Trilliun Rupiah per Tahun). Negara jugalah yang harus menanggung beban pengeluarannya. Seharusnya : Badan PerMIGASan yang ada lebih fokus dan optimal bekerja, sesuai dengan betapa BESARnya Gaji yang  mereka peroleh, Apa yang mereka sumbangkan kepada NEGARA Indonesia tercinta ini?
2. Rakyat yang daerahnya dieksplorasi kurang tersentuh oleh kemakmuran. Kecenderungan lebih banyak jatah fee untuk tetek bengek oknum pejabat dan kroni yang menguruskan hak eksplorasi di daerah itu. Ekspatriat berdatangan dari luar negeri bersama budayanya yang bertentangan dengan budaya timur, harga kebutuhan menjadi tinggi akibat lahan pertanian yang sudah dialihfungsikan. Sementara pembangunan dan kesejahteraan cenderung disedot oleh Stakesholder pusat. Apa berkah yang diperoleh rakyat dan warga di daerah itu?
Seharusnya : Kemakmuran dengan pembangunan di daerah itu diutamakan, sebagai contoh : Blok Cepu - Bojonegoro sebagai penghasil minyak, daerahnya harus kebanjiran ketika musim hujan tiba dan kekeringan ketika musim kering tiba. Sungguh ironi bukan. Lihat pula freeport di Papua, Berapa emas yang berhasil digali??? Namun untuk sekolah saja penduduk di sana susah? Dengan tersedianya banyak fasilitas pembangunan yang dibutuhkan untuk kemakmuran rakyat dan warga di sekitarnya, akan memacu kesadaran warga untuk ikut serta menjaga dan melestarikan SDA yang mereka juga merasa memilikinya. BAHKAN ADA SEMBOYAN BERKEMBANG DI MASYARAKAT : LEBIH BAIK TIDAK USAH DIGALI SAJA, KAMI SUDAH BIASA HIDUP APA ADANYA, DARI PADA KAMI HARUS PEROLEH SISA-SISA DAN SAMPAHNYA SAJA.

Dengarlah pemerintah di atas sana, siapapun kalian, kami percaya pada kalian, namun jangan sia-siakan kepercayaan kami yang ada di sini. Jangan paksa kami, Bupati kami atau siapapun dari kami untuk menyerahkan SDA yang terkandung di dalamnya dengan alasan dan dalih untuk dikelola oleh negara. Padahal sebetulnya sebagian besar hasilnya dinikmati oleh para oportunis, calo, oknum para pembuat hak eksplorasi yang kian KAYA dari proyek-proyek sebelumnya.
Indonesia Butuh sosok Pahlawan yang benar-benar bersih dan berjiwa nasionalisme tinggi, tidak untuk Para Pejabat dan Pemimpin yang sibuk dengan BALAS JASA kepada para PENDANA KAMPANYE atas kemenangannya. MIRIS sekali rasanya SAUDARAku Sebangsa dan Setanah Air, Bangsa yang kaya dengan potensi harus jatuh oleh kelakuan bejat para oportunis dari Saudara-saudaranya sendiri.

Senin, 07 Januari 2013

Lalu Lintas Jakarta Yang Kian Semrawut (Aka. Jaktim)

Aku berdomisili di Jakarta. Seminggu yang lalu lalu lintas di Ibu Kota cukup lengang. Perjalanan menuju dan pulang kantor biasanya ditempuh dalam waktu -/+ 1jam 15menit (cukup lama yah), tetapi minggu kemaren bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam. Suasana begitu memanjakan para pengguna kendaraan (mungkin itu pulalah yang anda rasakan).

Hari ini hari pertama masuk kerja setelah libur panjang tersebut. Saya hari ini juga sedikit terperanjat melihat lalu lintas yang acak adut. Jalan-jalan yang biasanya lancar sudah macet sampe beratus-ratus meter. Macetnya pun tidak tanggung-tanggung, sampai nge-lock. Pagi tadi, ketika berangkat ke kantor, saya harus melintasi lalu lintas yang nge-lock sampai 3 titik.

Saya mengiranya mungkin karena hari masuk pertama setelah libur panjang. Namun setelah beberapa waktu harus ikut mengantri, saya mengamati bahwa nge-lock terjadi karena ketidaksabaran dari para pengguna jalan yang ada di situ. Saling serobot inilah rupanya yang membuat jalan yang seharusnya dapat mengalirkan kemacetan yang mulai cair menjadi tertutup dengan yang saling serobot. Alhasil, kemacetan tak kunjung cair malahan jadi tambah parah.

Setelah beberapa saat, akhirnya titik lock berhasil kulewati. Kembali aku berkendara dengan lancar, namun tak lama, kembali lalu lintas sedikit merayap. Kupikir mungkin karena di depan tak jauh dari lampu merah, pengendara saling mengurangi kecepatan. Ternyata Angkot dan Kopaja yang sedang menepi seenak hati tanpa peduli kendaraan di belakangnya. Diawali dengan klakson bersautan dan diikuti pengereman yang hampir seragam dari para pengendara yang lain. Mengapa ya para sopir angkutan umum kurang memperhatikan pengguna jalan yang lain????

Okay, kulanjutkan setelah berhasil melewati biang bakal kemacetan. Kembali berkendara dengan lancar. Aku lihat sebentar lagi aku akan melintasi perempatan jalan berlampu lalu lintas. Lampu berwarna hijau. Kulihat beberapa orang pengendara berada di tengah jalan justru terkesan bersantai ria karena melihat lampu hijau. Aku klakson mereka karena aku ingin duluan agar bisa melintasi perempatan jalan berlampu lalu lintas itu. Eh, rupanya pengendara tersebut mengabaikan bunyi klaksonku sembari terus berkendara santai sembari tak sadar dia berada di tengah jalan. (Dalam hatiku bertanya, apa pengendara ini tak merasa kalau dia menghalangi jalan para pengendara yang lain dengan aksi santai rianya?????).

Belum selesai sampai di situ, aku berupaya untuk tetap sabar dan tidak menyalipnya. Ehhhh, lampu merah menyala, malahan pengendara yang SUPER SEKALI tersebut malahan nyelonong. Hampir aja ditabrak oleh pengendara yang lain. Bayangkan saja, diklakson ga mau minggir, nyantai waktu lampu hijau, malahan keburu nafsu melanggar lampu ketika lampu merah sudah menyala (Apa ga kebalik cara pikir orang itu??????)

Jakarta sudah terlalu padat oleh kendaraan dari para penduduknya. Kendaraan semakin bertambah banyak, jalan-jalan akan semakin macet dan dibanjiri oleh kendaraan itu, tidak dapat dipungkiri lagi. Nah apa yang mungkin seharusnya kita lakukan untuk membantu mengurangi kemacetan??? Jawaban yang paling tepat adalah dengan bepergian menggunakan alat transportasi masal. Tapi mungkin menurut sebagian besar warga akan berkeberatan, karena tidak seleluasa dengan kendaraan pribadi, di samping karena tingkat kenyamanan dari alat transportasi masal yang ada (PR dari Pemerintah, biar diselesaikan oleh ahlinya).

Nah jika anda termasuk orang yang berkeberatan harus bepergian dengan kendaraan transportasi masal dan memilih kendaraan pribadi, maka mungkin seharusnya anda tidak memperparah lagi kemacetan Jakarta ini dengan berkendara yang tidak tepat. Minimalkan kemacetan dengan memulainya dari diri kita untuk tidak sembarangan ketika berlalu lintas. Dengan berlalu lintas dengan benar, berkendara menjadi lebih nyaman, lebih cepat dan pastinya akan lebih hemat bahan bakar. Apa pendapat anda???? Silahkan tinggalkan komentar ya.

Rabu, 12 Desember 2012

Cuti Bersama

Cuti Bersama atau dalam Bahasa Inggris "Joint Holiday". Pasti sudah tidak asing dengan Frase itu. Dari media WIKIPEDIA versi Bahasa Inggris, saya mengutip : Cuti bersama (or the “joint holiday”) is a public holiday in Indonesia. Cuti bersama was introduced by the Indonesian government as a means of stimulating tourism within the country and increasing the efficiency of public servants. The holiday is counted in public servants' overall leave. Most private companies and businesses follow suit by adjusting employees' annual leave in line with government policy. During major religious holidays such as Eid-al-Fitr (Idul Fitri or Lebaran at the end of the Ramadan fasting month) the joint-holiday can span an entire working week. 

Waduh bahasa Inggris ya, yang Bahasa Inggrisnya pas-pasan, kalo Di Indonesiakan kira-kira begini artinya : 
Cuti Bersama (atau "liburan bersama") adalah hari libur umum di Indonesia. Cuti Bersama diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia sebagai cara merangsang pariwisata di dalam negeri dan meningkatkan efisiensi pegawai negeri. Liburan dihitung dalam cuti keseluruhan pegawai negeri. Sebagian besar perusahaan swasta dan bisnis mengikutinya dengan menyesuaikan cuti tahunan pegawai sejalan dengan kebijakan pemerintah. Selama libur keagamaan besar seperti Idul-Fitri (Idul Fitri atau Lebaran di akhir bulan puasa Ramadhan) liburan bersama-dapat span minggu kerja keseluruhan. 

Aku coba browsing ke Mbah Google dengan keyword "negara yang menerapkan cuti bersama", namun tidak ada hasil yang sesuai. Aku coba browsing lagi dengan keyword "joint holiday" namun kebanyakan hasilnya menyebutkan Indonesia.

Dari kutipan dan hasil Googling tersebut di atas, mungkin dapat disimpulkan bahwa Cuti Bersama memang asli dari Indonesia.

Nah mari kita bahas tentang plus minus Cuti Bersama. 
Menurut pendapat pribadi aku, sebagai pegawai, Cuti adalah Hak Pegawai yang dapat dimanfaatkan Pegawai yang bersangkutan untuk tidak hadir bekerja dalam rangka alasan tertentu yang bebas dan dapat dibenarkan (Berlibur, Kepentingan Keluarga, Urusan-urusan lain yang mendadak). Nah bagaimana dengan cuti bersama? Selama ini yang aku temui dan rasakan, bahwa cuti bersama adalah jatah cuti pegawai yang pengambilannya dilakukan bersama-sama serempak seluruh pegawai negeri. Berarti, jatah cuti pegawai dalam satu tahun dikurangi oleh cuti bersama.

Nah dari sinilah, menurut pendapatku pribadi :
Cuti Bersama tidak sesuai dengan hak-hak pegawai, karena cenderung dipaksakan, hanya untuk menghindari HARPITNAS (Hari Kejepit Nasional). Hak cuti pegawai harus dikurangi sejumlah cuti bersama yang akan dilakukan selama setahun. Dalam hal ini, terkesan pegawai ditekan untuk mengikuti jadwal cuti yang belum tentu pegawai tersebut menikmati pemakaian jatah cuti yang diambilnya dari hak cutinya tersebut. Padahal di lain waktu pegawai tersebut mungkin membutuhkan jatah cutinya dalam jumlah yang cukup banyak. Namun akibat sudah terambilnya jatah cuti tahunan pegawai tersebut oleh cuti bersama yang notabene jumlah cuti bersama sendiri cukup banyak dalam setahun.

Jatah Cuti Tahunan adalah 12 hari, sedangkan cuti bersama yang diwajibkan adalah 5-6 hari. Bayangkan, dengan jatah cuti yang tidak banyak dikurangi lagi dengan cuti bersama, semakin sedikit saja sisa cuti yang bisa diambil oleh pegawai yang bersangkutan. Anggap saja setelah diambil cuti bersama, sisa cuti tahunan pegawai tinggal 6 hari, suatu ketika pegawai tersebut ada keperluan mendadak (istri melahirkan), diambilnya cuti tahunan selama 5 hari kerja, sehingga cuti tahunan pegawai yang bersangkutan tersisa 1 hari. Apakah dengan sisa cuti tahunan 1 hari dapat mencukupi kebutuhan berliburnya sesuai dengan yang diinginkan. Kebebasan mengatur hak berlibur dari pegawai cenderung ditekan.

YANG MUNGKIN SEHARUSNYA ADALAH :
Cuti Bersama digantikan dengan meliburkan HARPITNAS tersebut, atau kalau memang dirasa kurang efisien oleh bagian SDM, tanggal libur dimundurkan bersebelahan dengan akhir pekan saja agar tidak ada peluang untuk pegawai melakukan bolos lagi. Atau membuat cuti bersama menjadi fleksibel selama pegawai dapat menyebutkan alasan yang tepat untuk tidak mengambil cuti bersama.

Nah pendapat itu menurutku pribadi, para pembaca sekalian. Nah bagaimana menurut kalian? Leave comment yang untuk memberikan pendapat. Terima Kasih.